
Ratenggaro, Surganya para Pelancong
Halo sahabat Flobamora,
Di tahun 2018 lalu, pulau Sumba dinobatkan sebagai pulau terindah di dunia versi majalah Focus, Jerman. Tentunya, penghargaan ini berbanding lurus dengan pesona alam dan budaya Sumba yang amat menawan.
Omong-omong soal Sumba, saya teringat akan sebuah puisi legendaris karya Taufik Ismail. Puisi itu berjudul Rinduku pada Sumba. “Rinduku pada Sumba adalah rindu seribu ekor kuda yang turun menggemuruh di kaki bukit-bukit yang jauh….”
Lupakan puisi itu, mari kita ke Sumba. Melihat dari dekat eksotika alam Sumba yang indah nan menawan itu. Dengar-dengar, katanya pulau ini diciptakan saat Tuhan sedang tersenyum bahagia.
Pulau Sumba terkenal dengan hamparan Savana dan barisan bukit nan cantik. Garis pantainya juga tak kalah menarik, menawarkan sensualitas bibir pantai yang memanjakan mata. Omong-omong soal pantai, Sumba punya Ratenggaro.
Pantai yang berjarak sekitar 35 km arah Barat Daya dari Kota Tambolaka ini, terletak di Desa Ratenggaro, Kecamatan Kodi Bangedho, Sumba Barat Daya, NTT. Untuk sampai ke tempat ini ada dua alternatif jalan. Pertama, jalur Sinar Buana yakni dari Tambolaka – Weetebula – Sinar Buana lalu menuju Kodi. Kedua, jalur lingkar luar Waikelo. Jalur ini lebih sepi tetapi menawarkan keindahan yang tidak biasa.
Sesuai namanya, pantai ini terletak di Ratenggaro. Ratenggaro sendiri merupakan nama kampung adat yang terletak di wilayah ini, persis di pinggir pantai. Pesonanya tidak hanya bersumber dari pantainya yang eksotis. Kawasan pantainya terasa berdaya magis tinggi karena di sekitarnya bertahan sejumlah kuburan batu tua peninggalan zaman megalitikum, sekitar 4.500 tahun lalu.
Kampung adat itu awalnya tumbuh di sekitar bibir pantai yang langsung menghadap Lautan Hindia. Rumpun perumahan yang semuanya bermenara telah lenyap, entah sejak kapan. Yang tersisa kini sebagian kuburan batu. Kampung adatnya sendiri sudah dipindahkan ke lokasi lain di sekitarnya. Kampung penggantinya kini bertengger di puncak dinding tebing dalam lengkungan muara Sungai Waiha, sekitar 200 meter dari lokasi lama.
Keindahan Ratenggaro memang tidak diragukan. Garis pantainya berpasir putih, menghadap laut lepas berair bening. Deburan ombaknya tak pernah lelah menderu. Buat anda yang suka berselancar, pantai ini jadi pilihan prioritas saat berkunjung ke Sumba.
Berada di Ratenggaro, rasa-rasanya kita menyaksikan surga dari jarak paling dekat. Anda bisa membayangkan, di suatu senja, di bale-bale rumah panggung itu, anda memamah sirih pinang, menyeruput kopi sambil menyulut rokok. Sedang di kejauhan sana, para nelayan turun melaut. Benar-benar mengagumkan bukan?
Buat kamu yang suka melancong, Ratenggaro adalah surga. Indah tak terkata. Sesekali main-mainlah ke Ratenggaro, penduduk dan leluhur tanah Sumba menunggumu di sini. (Sae)